Pada kesempatan yang berbahagia ini
izinkanlah saya ( huaaa..ini udah kaya’ acara didikan subuh deh mukadimah nya
), well kali ini saya mau orat-oret sedikit pengalaman trip saya ke Surabaya
pada tahun 2011 yang lalu, pengalaman yang tidak seberapa sih, tapi lumayan lah
dapat berkesempatan ke Kota Pahlawan ini, nah ngomong-ngomong soal Kota
Pahlawan, saya jadi ingat lagu salah seorang penyanyi keroncong Indonesia,
Sundari Sukotjo, liriknya begini nih, yang ga tau lagunya monggo di cek
youtube, itung-itung menambah semangat kepahlawan dalam diri kita, merdeka
!!!!!
Surabaya,
Surabaya, oh Surabaya
kota kenangan, kota kenangan
takkan terlupa
Di sanalah, di sanalah, di Surabaya
pertama lah, tuk yang pertama
kami berjumpa
Kuteringat masa yang telah lalu
s'ribu insan, s'ribu hari
berpadu satu
Surabaya, di tahun empat lima
kami berjuang, kami berjuang
bertaruh nyawa
kota kenangan, kota kenangan
takkan terlupa
Di sanalah, di sanalah, di Surabaya
pertama lah, tuk yang pertama
kami berjumpa
Kuteringat masa yang telah lalu
s'ribu insan, s'ribu hari
berpadu satu
Surabaya, di tahun empat lima
kami berjuang, kami berjuang
bertaruh nyawa
Gimana lagunya teman? Enak ? yo wes,
kembali ketopik, jalan-jalan di Surabaya, beberapa tempat yang sempat saya
kunjungi adalah
Ikon Surabaya
Pertama kali terdampar di Surabaya, hal
yang ada dalam benak saya adalah ingin melihat ikon Kota Surabaya secara langsung,
yup Patung Hiu dan Buaya, kalau dalam bahasa Jawa biasa disebut Patung Suro lan
Boyo. Patung yang menjadi lambang Kota Surabaya ini terletak didepan Kebun
Binatang Surabaya (KBS). Nah kabarnya 2 nama hewan inilah yang menjadi cikal
nama Surabaya yakni, sura (hiu) dan boyo (buaya). Konon kabarnya ada
pertengkaran, eh lebih cocok perkelahian, iya pekelahian Hiu dan Buaya ini,
saya ga tau gimana kisahnya, maybe teman-teman googling aja kali ya.
Awalnya saya mengira patung ini seperti
landmark di kota-kota lain, misal : Jam Gadang di Bukittingi atau Monas di
Jakarta, eh dugaan saya meleset, agak kecewa sih waktu melihatnya secara
langsung, beda banget dengan bentuknya yang biasa saya lihat di tv, mungkin
karena efek kamerannya keren, jadi bentuknya keren, yang saya lihat cuma biasa
saja plus waktu saya kesana catnya sudah agak keropos., eh tapi temen-temen
kalau yang ke Surabaya, harus wajib kesini, minimal foto agak sekali ya, ga
afdol ke Surabaya kalau ga ke patung ini, kata orang-orang sih begitu...
Bukan
Orang Surabaya, mungkin begitu kira-kira judul foto-foto saya yang
dibawah :
Kita tahu, kalau kota ini dijuluki sebagai kota Pahlawan, itu pasti, yang belum pasti itu hubungan kita berdua, mau dibawa kemana, seha !!!! kalau teman-teman ga pernah ke Tugu Pahlawan ini, itu biasa, mungkin ga punya waktu buat jalan-jalan kesini atau bisa jadi ga uska dengan wisata sejarah, tapi walau ga pernah kesini, teman-teman pasti tau dong dengan tugu yang satu ini, hmm, kalau teman-teman ga tau, kesimpulannya adalah teman-teman sering bolos waktu pelajaran sejarah waktu sekolah dulu, ya kan? ngaku..
Menurut informasi yang pernah saya baca, tugu ini didirikan untuk
mengenang Peristiwa 10 November 1945 di Kota Surabaya, pada waktu itu
masyarakat Surabaya berjuang habis-habisan melawan Sekutu bersama Belanda yang
hendak kembali menjajajh Indonesia. Pertempuran ini adalah perang pertama
pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional
Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap
kolonialisme.
Disamping melihat monumen untuk mengenang pahlawan ini, disini
kita juga bisa melihat dokumentasi-dokumentasi foto sejarah yang lokasinya
berada dibawah tanah lahan tugu pahlawan ini. Didalam museum ini terdapat
diorama Bung Tomo dan rekaman suara Bung Tomo ketika membakar semnagat juang
masyarakat Surabaya. Didalamnya juga terdapat koleksi senjata Bung Tomo serta
perlengkapan-perlengkapan waktu berjuang.
Lumpur
Lapindo Sidoarjo
Kalau tujuan kita yang satu ini bukan objek wisata sih dan juga
bukan di Surabaya, tapi adanya di Sidoarjo, yang berjarak kurang lebih 25 km
dari Surabaya. Kalau dengar kata Sidoarjo, pasti teman-teman langsung keingat
dengan yang namanya lumpur, yup benar teman, banjir lumpur panas Sidoarjo, yang
lebih kita kenal dengan sebutan Lumpur Lapindo. Peristiwa menyemburnya lumpur
panas dilokasi pengeboran Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo terjadi sejak
tanggal 29 Mei 2006.
Ga kebayang nih kalau ini terjadi ditemat saya, benar-benar ngeri
ternyata, dari informasi-informasi yang saya baca lokasi semburan lumpur
tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu
kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat
jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan
Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api
lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.
(foto untuk dokumentasi pribadi aja, ga enak rasanya publish disini)
(foto untuk dokumentasi pribadi aja, ga enak rasanya publish disini)
Gang
Dolly
Akkkk..kalau denger nama gang satu ini pasti temen-temen
pikirannya aneh-aneh, rasanya nyampe Surabaya rugi kalau kesini ( saya kesini
sebelum lokasi ini ditutup ), bukannya apa-apa, ga ada maksud apa-apa untuk
kesini, cuma satu kata aja, penasaran, itu saja, tidak lebih. Penasaran dengan
bagaimana sih keadaan disini...
Dilokalisasi pelacuran terbesar yang katanya terbesar di Asia
Tenggara ini, wanita-wanita penghibur dipajang dalam etalase, macam-macam tuh
tipenya, tarifnya mulai puluhan ribu sampe jutaan. Buat teman-teman yang ga
kuat godaan jangan kesinilah, hahahhaaa.apalagi yang belum akil baligh, kalau
saya pribadi insyallah kuat, amin...
Jadi ceritanya Gang Dolly ini telah ada sejak zaman Belanda,
widih, udah lama ternyata,kita entah ada dimana waktu itu ya, tempat ini
awalnya dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda, Dolly Van Der Mart.
Kawasan ini terletak dipusat kota, jadi gampangnya nih nyarinya kalau udah
terdampar di Surabaya. Kawasan Dolly ini berbaur dengan pemukiman penduduk yang
padat. Gang Dolly menjadi sumber rezeki bagi banyak pihak, tidak hanyak bagi
pekerja seks, tetapi juga pemilik warung, penjaja rokok, tukang parkir, ojek,
becak.
Untuk alasan keamanan kami memutuskan untuk rental mobil kesini,
biar ga dianggap macam-macam gitu. Jadi kan lebih nyaman melihatnya dari atas
mobil saja, pas udah didalam kawasan tersebut, eh ada teman yang iseng moto ke
objek diluar mobil dan lupa matiin blitz
kamera, seketika itu juga kami dihampiri preman dan dikasih peringatan. Lumayan
lah buat tes mental.
(foto juga sengaja ga ditampilkan ya)
(foto juga sengaja ga ditampilkan ya)
Setelah kesana kemari, wisata kuliner dan segala macam dan
sebagainya, satu hal yang harus dilakukan sebagai penutup jalan-jalan di Surabaya
adalah mencari oleh-oleh khas disini. Ada 2 tempat yang akan kami kunjungi
untuk berburu oleh-oleh, yakni :
1. Pasar
Genteng
Pasar Genteng adalah salah satu
tempat yang banyak dikunjungi untuk berburu oleh-oleh di Kota Surabaya,
yang lokasinya dekat dengan Tunjungan
Center. Disini anda bisa mendapatkan berbagai makanan khas Surabaya serta
daerah-daerah lain di Jawa Timur, seperti Malang, Sidoarjo, Gresik, dsb seperti
bandneg asap dan presto, kerupuk udang, keripik apel, terasi, dll. Nah karena
tempat ini ramai dikunjungi tiap hari, jadi anda harus eksra hati-hati ya, baik
itu dompet, parkir kendaraan. Enaknya naik kendaraan umum aja kesini, nyari
parkirnya susah sih..
2. Pusat
Grosir Surabaya (PGS)
Buat yang hobby belanja-belanja nih, tempat
yang satu ini harus masuk dalam itin perjalananan anda di Surabaya. Pusat
Grosir Surabaya atau yang biasa disebut orang dengan PGS terletak Jalan Stasiun
Pasar Turi. Pusat Belanja ini terdiri dari 5 lantai yang menjual bermacam-macam
barang, lengkap deh pokoknya disini. Belanja di PGS anda harus hat-hati karena
bisa bikin kalap, harganya murah, bisa lupa diri kalau keenakan belanaja. Walau
murah tapi bukan murahan, barangnya lumayanlah dengan harga segitu. Misal baju
batik yang biasa kita lihat di toko harganya 75 ribuan, kemaren itu saya
belinya banyak bisa 25 ribuan,hahahahaa,,murah kan, apalagi kalau anda jago
nawar dan bisa bahasa jawa, pasti lebih murah..hihiiiiii, yang pasti harus
pintar-pintar memilih toko dan siapin tenaga ekstra untuk mengelili pusat
perbelanjaan ini.
ini imenk, kepala romobongan kita...cantik ga?? |
0 komentar:
Post a Comment