Photo Gallery by QuickGallery.com
Monday, 22 December 2014
Petatah Petitih Minangkabau (5)
401. Nagari bapaga undang, kampuang bapaga buek, tiokmlasuang ba ayam gadang, salah tampuah buliah diambok.(Patuhilah norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, karena setiap masyarakat mempunyai normanya sendiri-sendiri)
402. Niniak moyang di duo koto, mambuek barih jo
balabeh, Bulek dek tuah lah sakato, nak tantu hinggo jo bateh.(Patuhilah keputusan
bersama yang telah dibuat oleh pemuka kita, oleh masyarakat dan sipembuat
peraturan sendiri)
403. Nan barek samo dipikua, nan ringan samo
dijinjiang.(Didalam adat selalu dianjurkan agar setiap pekerjaan yang baik dikerjakan
secara bersama)
404. Nansakik iyolah kato, nan padiah iyolah
rundiang. Dek tajam nampak nan luko, dek kato hati taguntiang.(Perkataan yang
menyakiti lebih berbahaya dari pisau yang tajam)
405. Nansakik iyo lah kato, nan malu iyolah
tampak.(Kata-kata yang berbisa, sama dengan rasa seseorang yang tahu harga dirinya
mendapat malu)
Petatah Petitih Minangkabau (4)
301. Nan salajang kudo balari, nan
sahentak kuciang malompek.(Panjang rumah adat yang menjadi
kebanggaan masyarakatnya)
302. Nan basasok bajarami, nan
bapandan bapakuburan, soko pusako kalau tadalami, mambayang cahayo
diinggiran.(Mendalami ajaran adat Minang dan filsafatnya serta dapat
diamalkan dalam pergaulan akan menggangkat martabat kemanusianya)
303. Nan tuo dihormati, nan ketek
di sayangi, samo gadang baok bakawan.(Selalulah
menghormati orang tua, lebih-lebih ibu dan bapak dan orang tua
umurnya dari kita, sayangi anak-anak, hormat menghormat sama sebaya)
304. Nan suku babuah paruik,
korong kampuang didalam jurai, dek urang tuo lah lamo hiduik, dunialah
lamo inyo pakai.(Menghormati orang tua dari kita
umurnya, bukan tergantung kepada ilmu dan kepandaiannya saja, tetapi karena
ketuaannya)
305. Nagari bapaga undang,
kampuang bapaga buek, tiokmlasuang ba ayam gadang, salah tampuah buliah
diambok.(Patuhilah norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, karena
setiap masyarakat mempunyai normanya sendiri-sendiri)
Friday, 19 December 2014
Petatah Petitih Minangkabau (3)
201. Jatuah mumbang jatuah kalapo, jatuah bairiang kaduonyo. Rusak adaik hancua pusako habih kabudayaan nan usali.
Kalau tidak hati-hati dan tidak dibina dan dikembangkan kebudayaan asli (Adat Minangkabau) hancurlah kebudayaan asli kita.
202. Jikok panghulu bakamanakan, maanjuang maninggikan. Pandai nan usah dilagakkan manjadi takabua kasudahannyo.
Pengetahuan dan kepintaran jangan dibanggakan karena mengakibat hati menjadi takbur jadinya.
203. Jauah cinto mancinto, dakek jalang manjalang.
Rasa kekeluargaan yang tak kunjung habis, walau jauh dimata tapi dekat dihati.
204. Jangek suriah kuliklah luko, namun lenggok baitu juo.
Seseorang yang tidak tahu diri walaupun dia telah jatuh hina karena perbuatannya, tetapi dia tetap membanggakan diri.
205. Jan disangko murah batimbakau, maracik maampai pulo, jan disangko murah pai marantau, basakik marasai pulo.Hidup dirantau orang tidaklah semudah hidup dikampung halaman tempat kita dilahirkan, karena jauh handai tolan.
Petatah Petitih Minangkabau (2)
101. Bakato sapatah dipikiri, bajalan salangkah madok suruik.
Setiap yang akan dikatakan hendaklah
dipikirkan lebih dahulu, sehingga perkataan itu tidak menyinggung orang lain.
102. Bajalan paliharolah kaki, maliek paliharolah mato.
Menurut adat berjalan dan melihat,
bahkan setiap gerak dan perilaku hendaklah diawasi, jangan sampai merussak
perasaan orang lain.
103. Bukik putuih rimbo kaluang, dirandang jaguang dihanggusi. Hukum putuih
badan tabuang, dipandang gunuang ditangisi.
Seseorang yang berpantun diwaktu dia
akan menjalani hukuman karena melawan penjajah Belanda.
104. Camin nan tidak namuah kabua, palito nan tidak kunjuang padam.
Ajaran Adat/Syarak di Minangkabau
bagaimanapun tetap dicintai dan dihormati oleh masyarakatnya
105. Cadiak jan bambuang kawan, gapuak nan usah mambuang lamak, tukang nan
tidak mambuang kayu.
Dalam pergaulan hendaklah bisa
mempergunakan semua orang, jangan dengan jalan bertindak sendiri, walaupun
cukup mempunyai kecerdasan.
Petatah Petitih Minangkabau
1. Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan
dapek dipikua, budi saketek taraso barek.
Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat.
2. Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun
bukan, budi saketek rang haragoi.
Hubungan yang erat sesama manusia bukan karena emas dan perak, tetapi lebih
diikat budi yang baik.
3. Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. Supayo pandai rajin
baguru, supayo tinggi naikan budi.
Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat dengan
budi yang tinggi.
4. Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati.
Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana
5. Tarandam randam indak basah, tarapuang apuang indak hanyuik.
Suatu persoalan yang tidak didudukan dan pelaksanaannya dilalaikan.
Tuesday, 16 December 2014
Monday, 15 December 2014
Friday, 12 December 2014
Thursday, 11 December 2014
Kota Pariaman Semakin Memantapkan Diri Menjadi Green City
Salah satu Atribut Kota Hijau, Taman Anas Malik, Pasia Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah ( fotonya bang deki Dinas PU ) |
Green City merupakan sebuah konsep
dari upaya untuk melestarikan lingkungan dengan mengembangkan lahan-lahan hijau
dan perangkat-perangkat pendukungnya guna menciptakan suatu kota agar dipenuhi
dengan lahan-lahan hijau yang bertujuan agar terdapat keseimbangan dan
kenyamanan dari manusia yang menghuni dan lingkungan itu sendiri. Green City
yang juga dikenal sebagai Kota Ekologis atau kota yang sehat merupakan salah
satu konsep pendekatan kota yang berkelanjutan, artinya adanya keseimbangan
antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Dengan
kondisi ini diharapkan kondisi kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat dapat
diwujudkan, tidak hanya itu pengoptimalan potensi sosial ekonomi masyarakat
melalui pemberdayaan forum masyarakat serta difasilitasi
oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan kota juga merupakan beberapa sektor pendukung green city.
Untuk mewujudkannya diperlukan usaha dari setiap individu anggota masyarakat
dan semua pihak terkait. Tidak hanya dari
mayarakat tapi juga dukungan dari pemerintah dalam bentuk regulasi-regulasi
serta kebijakan-kebijakan.
Saturday, 6 December 2014
Ketika Manusia Kembali ke Zaman Batu
Akhir-akhir ini
lagi trend banget ya gaes memakai batu cincin, trend ini tidak hanya terjadi
dikalangan partai tua tapi juga sudah merambah ke anak muda, kalau dizaman
dahulu kala ketika saya masih zaman esde, batu cincin kebanyakan dipake
bapak-bapak atau ungku-ungku (kakek-kakek), tapi itu dulu gaes ketika zaman
saya esde, sekarang mah saya sudah punya anak juga yang sekolah esde (dengan
catatan saya menikahnya ketika tamat SMA), tapi sayangnya saya ga menikah
dizaman segitu,sedikit menyesal sih, ah tapi ya sudahlah,,hihihihi, nah dizaman
dulu nih gaes kalau yang muda-muda pake
batu cincin, malah dianggap villager alias kampungan, hhihhih, rata-rata sih
begitu kata orang, tapi sekarang paradigma itu sudah berubah total, batu cincin
sekarang diburu dan diminati tidak hanya partai tua tapi juga partai muda,
mulai dari anak sekolahan, mahasiswa atau pekerja. Nah kenapa hal ini bsa
terjadi? tanya kenapa? yang pasti hal ini timbul begitu saja gaes seiiring
perkembangan zaman, ketika banyaknya jenis baru-batu yang bermunculan dari
berbagai daerah, apalagi sejak dipakai orang-orang penting, membuat batu ini
sering diekspos diberbagai media, hal ini tentu saja gaes membuat batu cincin
naik daun.
Wednesday, 26 November 2014
Cerita Saya Bersama Darak Badarak (3)
Penampilan Sanggar Darak Badarak di Green Youth Competition 2014 |
Setelah menjadi pemuda pelopor tingkat Kota
Pariaman tahun 2014, Ribut Anton Sujarwo pun terpiih menjadi terbaik pertama
pemuda pelopor bidang sosial, budaya dan pariwisata tingkat Propinsi Sumatera
Barat sekaligus mewakili Sumbar ketingkat nasional diajang pemilihan serupa.
Ribut, begitu dia akrab disapa adalah sosok
pemuda yang sukses memotori berdirinya sebuah komunitas seni “Sanggar Darak
Badarak“ di Kota Pariaman. Bermula sejak tahun 2010 hingga sekarang Sanggar
Darak Badarak telah sukses menjadi sebuah komunitas seni yang diperhitungkan di
Sumbar, terbukti banyaknya undangan manggung dari dan luar Sumbar kepada
komunitas yang beranggotakan kurang lebih 80 pelajar smp dan sma di Kota
Pariaman ini.
Jadi Penyiar Itu Gampang
Penyiar,
sebuah profesi yang unik kalau dibandingkan dengan profesi-profesi yang lain,
bermodalkan suara dan kelihaian berbicara didepan microphone tentunya ini sudah
menjadi modal awal untuk teman-teman yang ingin terjun kedunia kepenyiaran. Banyak
yang nanya susah tidak ya menjadi seorang penyiar? kalau pertanyaannya
gini jawabannya relatif ya, menjadi
penyiar itu susah-susah gampanglah, dibilang susah? saya rasa tidak juga,
dibilang susah, ya juga engga, tergantung bagaimana seseorang melihat dari
sudut pandang yang mana.
Buat yang
mau menenggalamkan diri dalam dunia ini, yuk mari kita bahas sedikit mengenai broadcasting,
dari beberapa sumber yang saya sarikan broadcasting (dalam bahasa Indonesia
adalah kepenyiaran) yang pertama memiliki makna yakni proses menyampaikan
siaran melalui perangkat elektronika yang dinamakan pemancar atau transmitter
untuk kemudian diterima oleh sipenerima siaran, makna lain broadcasting adalah
distribusi audio dan atau video yang mengirimkan sinyal program untuk penonton
atau pendengar. Secara garis besar broadcasting dapat dibedakan menjadi 2 yakni
broadcasting radio dan broadcasting televisi.
Tuesday, 25 November 2014
Thursday, 13 November 2014
16 Fakta Pesta Budaya Tabuik Piaman 2014
Tabuik Piaman 2014 Berdiri dengan Gagah ditengah Lautan Manusia, Minggu (09/11) |
Tabuik sudah dibuang ke laut,
selama menyaksikan Pesta Budaya Tabuik tahun 2014, saya menemukan 16 fakta ketika
saya menyaksikan acara urang piaman
baralek gadang ini, apa saja? nih dia..
Saturday, 8 November 2014
Tips Menyaksikan Pesta Budaya Tabuik Piaman
Besok Minggu (09/11) adalah hari puncak pelaksanaan Pesta Budaya Tabuik Piaman 2014, nah mungkin kangkawan yang baru pertama ngeliat hari puncak Hoyak Tabuik ini agak kaget ya, kenapa? ya karena biasanya Pariaman akan menjadi lautan manusia, berlebihan ...saya rasa ga..karena tiap tahun memang seperti itu, ya sesuai juga juga dengan kata orang-orang “Piaman tadanga langang, batabuik makonyo rami”, nah..kali ini saya coba corat-coret sedikit tips, ya itung-itung berbagi pengalaman selama saya ngeliat acara yang dikenal dengan sebutan urang Piaman baralek gadang ini
Wednesday, 29 October 2014
Jadwal Prosesi Pesta Budaya Tabuik Piaman 2014
Banyak teman-teman yang nanyaain detail prosesi Pesta Budaya
Tabuik Pariaman itu seperti apa, kemaren saya mintain infonya sama salah
seorang teman saya yang bertugas di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Pariaman, nah mungkin jadwal berikut bisa bantu teman-teman yang mau ngeliat
prosesi Pesta Budaya Tabuik di Kota Pariaman, sekalian mungkin bisa atur jadwal
liburan nya kesini ya…
Monday, 20 October 2014
Cerita Saya Bersama Darak-Badarak (2)
Sanggar Darak Badarak |
Setelah menjadi pemuda pelopor tingkat Kota
Pariaman tahun 2014, Ribut Anton Sujarwo pun terpiih menjadi terbaik pertama
pemuda pelopor bidang sosial, budaya dan pariwisata tingkat Propinsi Sumatera
Barat sekaligus mewakili Sumbar ketingkat nasional diajang pemilihan serupa.
Ribut, begitu dia akrab disapa adalah sosok
pemuda yang sukses memotori berdirinya sebuah komunitas seni “Sanggar Darak
Badarak“ di Kota Pariaman. Bermula sejak tahun 2010 hingga sekarang Sanggar
Darak Badarak telah sukses menjadi sebuah komunitas seni yang diperhitungkan di
Sumbar, terbukti banyaknya undangan manggung dari dan luar Sumbar kepada
komunitas yang beranggotakan kurang lebih 80 pelajar smp dan sma di Kota
Pariaman ini.
Pria yang lahir di Pariaman, 27 Mei 1990 ini
mengatakan kurang banyaknya generasi muda meminati musik tradisional, tidak mau
mempelajari masalah adat, seni budaya dan tata krama yang ada di Minangkabau
merupakan alasannya untuk mendirikan komunitas yang bermarkas di Jalan Syekh
Burhanuddin Komplek Rumah Tabuik Pasa tersebut.
Dengan adanya komunitas ini tamatan Sendratasik
UNP ini menjelaskan hal yang dia lakukan dapat menjadikan generasi muda yang
kreatif dan inovatif dalam melestarikan seni budaya tradisional Minangkabau
serta bisa memotivasi generasi muda Kota Pariaman untuk mau mempelajari kembali
adat istiadat Minangkabau yang sekarang bersaing dengan banyaknya budaya asing
yang masuk kedaerah ini.
Berbagai kegiatan dilakukan di komunitas yang
memiliki anggota 80 orang ini diantaranya latihan tarian tradisional
Minangkabau seperti randai, ulu ambek, indang serta latihan musik tradisional
seperti talempong, gandang tasa, suliang, bansi, tambua, dll.
Bersama 4 pemuda terbaik Sumbar lainnya, yakni
Heni Purnama Sari, pemuda pelopor bidang pendidikan dari Kabupaten Pasaman,
Nova Oktaria, pemuda pelopor bidang sumber daya alam dan lingkungan dari
Kabupaten Tanah Datar, Rahmi, pemuda pelopor bidang industri pangan dan
kesehatan dan Rira Amelia Zulhit, pemuda pelopor bidang informasi dan
komunikasi dari Kabupaten Tanah Datar, Ribu Anton Sujarwo akan mewakili
Propinsi Sumatera Barat ke pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional tahun 2014.
Cerita Saya Bersama Darak-Badarak (1)
Sanggar Darak Badarak |
Saya ngga ingat pertama kali ketemu
komunitas seni ini dimana, yang pasti saya melihat mereka ketika sama-sama
mengisi sebuah iven, mereka ngisi pertunjukan acara dan saya bertugas sebagai
tukang sorak (baca em si ), seperti biasa sih saya berfikiran mereka adalah
dari sekelompok sanggar yang mengisi acara, entah itu musik, tari dan apalah permintaan
dari panitia. Ya, tiap setiap ngemsi, saya sering “basobok” dengan berbagai
komunitas seni, sebagai sesama talent tentunya sedikit banyak saya mengenali
teman-teman ini.
Tidak “basobok” sekali saja, di
iven-iven selanjutnya sayapun sering satu stage dengan komunitas ini, karena keseringan
bertemu, mau tidak mau saya sering mendengar dan melihat karya-karya mereka yang ditampilkan dan membuat
saya menikmati karya mereka, karya mereka menarik dan itu membuat saya penasaran
apalagi yang tampil ternyata remaja-remaja belasan tahun, masih duduk dibangku
SMP dan SMA sepertinya.
Knowing every Particular Object
saya memuncak, saya penasaran dengan komunitas seni ini, siapa mereka, biasa
latihan dimana, binaan siapa? Alhasil ini membuat saya sering bertanya kepada
mereka, dan akhirnya saya mengetahui kalau komunitas ini bernama Sanggar Darak
Badarak, sebuah komunitas seni yang diprakasai oleh seorang anak Piaman yang
bernama Ribut Anton Sujarwo, wah kalau diliat dari namanya ada keturunan suku
tetangga pulau seberang kayaknya, kayaknya iya, Bapaknya jawa, Ibunya Pariaman.
Komunitas seni Darak Badarak
diprakasai Ribut sejak beberapa tahun yang lalu, yang paling unik dia merekrut
anggota sanggar ini dengan merekrut anak-anak “nakal” diberbagai sekolah yang
ada di Pariaman, anak-anak “nakal” ini maksudnya yang suka bolos sekolah, suka
balap liar, pernah ngelem, dsb, nah anak-anak ini katanya sih dicari Ribut dari
satu sekolah kesekolah lainnya, tidak susah menemukan anak-anak seperti ini, biasanya
anak-anak ini suka nongkrongnya dikantin, begitu cerita Ribut kepada saya.
Bocah-bocah ini kemudian diajarkan
bermain alat musik, mulai dari mulai dari talempong, gandang tasa, tambua, bansi,
dll, sebagai mahasiswa (kala itu) alumni Fakultas Seni, Drama, Tari dan Musik
Universitas Negeri Padang, tentunya Ribut sangat berpengalaman membuat komposisi
musik untuk ditampilkan, dan hasilnya memang sangat terpampang nyata, karya-karyanya
diminati dan tawaran-tawaran manggung disana disini pun menanti.
Subscribe to:
Posts (Atom)