Saturday, 6 December 2014

Ketika Manusia Kembali ke Zaman Batu

Diposkan oleh bowjie narre di 23:43


Akhir-akhir ini lagi trend banget ya gaes memakai batu cincin, trend ini tidak hanya terjadi dikalangan partai tua tapi juga sudah merambah ke anak muda, kalau dizaman dahulu kala ketika saya masih zaman esde, batu cincin kebanyakan dipake bapak-bapak atau ungku-ungku (kakek-kakek), tapi itu dulu gaes ketika zaman saya esde, sekarang mah saya sudah punya anak juga yang sekolah esde (dengan catatan saya menikahnya ketika tamat SMA), tapi sayangnya saya ga menikah dizaman segitu,sedikit menyesal sih, ah tapi ya sudahlah,,hihihihi, nah dizaman dulu nih gaes kalau yang  muda-muda pake batu cincin, malah dianggap villager alias kampungan, hhihhih, rata-rata sih begitu kata orang, tapi sekarang paradigma itu sudah berubah total, batu cincin sekarang diburu dan diminati tidak hanya partai tua tapi juga partai muda, mulai dari anak sekolahan, mahasiswa atau pekerja. Nah kenapa hal ini bsa terjadi? tanya kenapa? yang pasti hal ini timbul begitu saja gaes seiiring perkembangan zaman, ketika banyaknya jenis baru-batu yang bermunculan dari berbagai daerah, apalagi sejak dipakai orang-orang penting, membuat batu ini sering diekspos diberbagai media, hal ini tentu saja gaes membuat batu cincin naik daun.


Batu-batu yang dahulu teronggok tanpa harga, sekarang memiliki daya jual yang tinggi, apalagi batu yang dipake pejabat-pejabat tinggi, seperti presiden misalnya, kalau dulu jenis batu lumuik sungai dareh ga ada yang tau, sejak dipake sama Bapak SBY, yang kala itu masih menjabat sebagai presiden dinegeri ini, batu jenis ini rating nya menjadi tinggi dan semakin banyak yang meminati, bak kata hukum ekonomi,banyak peminat, membuat harga batu ini melambung tinggi. Alhasil jenis batu lumuik sungai dareh pun semakin dicari oleh orang-orang, khususnya pengoleksi batu cincin dari berbagai penjuru Indonesia.

Seiring perkembangan batu-batu cincin yang dipake tidak hanya sebagai hiasan pada jari, tapi juga menjadi sebentuk prestise orang yang memakainya, semakin langka batu yang dipake, semakin mahal dong harganya, otomatis yang memakai adalah kalangan berduit. Setali dua uang, usaha pembuatan (pengasahan) batu cincin semakin banyak peminatnya, bak cendawan dimusim hujan, pengasah-pengasah batu yang menawarkan jasanya juga bermunculan dimana-mana.

Batu-batu ini pun cara mendapatkannya bermacam-macam, mulai dicari langsung dari daerah-daerah yang banyak batunya (asal jangan dicari dipemakaman ya gaes, tar ketemunya batu nisan hihihih), ada yang didapat dengan barter sesame pengoleksi batua ataupun didapat dengan cara dibeli dari harga puluhan ribu hingga puluhan juta, ih ngeri ya gaes,,mending beli mobil, tapi yang namanya hobby, mau gimana lagi, ya kan? atau ada yang langsung datang ke Martapura di Kalimantan Selatan, sebagai salah satu penghasil batu cincin terbesar di nusantara.Beberapa tahun yang lalu saya pernah mencoba jalan-jalan kesana, bukan bermaksud memburu batu cincin gaes, karena saya pada dasarnya bukan batu cincin mania, kalau dibilang tidak suka, engga juga, dibilang suka? lumayan sih, karena saya juga punya beberapa batu cincin buat gaya-gayaan, hihihihih, eh kok topiknya jadi kesaya sih gaes, yo wes, lanjut kita bahas tentang Martapura tadi ya, jadi disitu ada satu pasar yang isinya batu semua, iya gaes, serius, dijamin gaes bakal bingung melihat semua batu yang ditawarkan ditoko-toko disana, jangankan ditoko, baru turun dari kendaraan saja, gaes-gaes semua sudah ditangani sama penjual batu yang menjajakan batunya seperti took berjalan sambil teriak-teriak, buk,,pak,,batunya,,batunya,,,hihi,,kayak jualan tissue di bus kota ya gaes,,,hihihi, itu baru diparkiran lo gaes, belum lagi kalau udah masuk kepasarnya, widih..semua batu berbagai jenis terpampang nyata cetar membahan, harganya? ya macam-macam, seperti yang saya bilang tadi mulai dari 4 sepuluh ribu sampe berpuluh-puluh juta. Makanya gaes, kalau yang ngerasa batu cincin mania,rasanya kurang afdol kalau belum berkujung kesana, dijamin deh hasrat kebatu cincinannya akan benar-benar terpuaskan.

Well gaes, kita tinggalkan Martapura ya, mari kita bahas kembali batu-batu tersayang ini, jadi ceritanya batu-batu ini diikek (dijadikan cincin) dari berbagai bahan, mulai dari perak, tembaga dan emas, tergantung orang yang ingin mengolahnya, kalau banyak duit tentunya dengan bahan-bahan mahal yang mahal, kalau  yang biasa-biasa aja cukup dengan perak bali yang harganya puluhan ribu rupiah.

Gaes, yang ingin mendapatkan batu cincin dengan cara dibeli tentunya juga harus hati-hati, jangan sampe ketipu eh malah jadi rugi, kenapa? ya sekarang itu banyak juga loh gaes batu-batu  yang bukan batu sebenarnya, batu kawe lah kalau istilah anak mudanya. Metode dan pembuatan batu jenis ini menggunakan bahan kaca atau bahan kimia lainnya yang seolah-olah dibuat seperti batu sungguhan, sehingga sulit dibedakan mana batu yang asli dan mana yang kawe, sehingga perlu diperhatikan lebih ekstra hati-hati, kalau anda ingin membeli batu. Dari berbagai informas yang dapat, saya akan coba gamabrkan cara membedakan batu cincin asli atau palsu, ini dia :

Ciri-ciri batu cincin yang asli :
*Batu yang asli ini kabarnya kalau diletakkan pada pipi akan terasa dingin gitu gaes,
*Jika batu disulut dengan punting rokok ya gaes, maka tidak akan terjadi perubahan warna pada batu tersebut atau batu itu tidak meleleh gaes,
*Apabila batu dibakar agak lama dan berubah warna menjadi kecoklatan, warna kecoklatan ini gampang hilangnya, minimal dengan diusap aja.
*Jika batu dibakar,panas nya akan cepat hilang, kalau batu yang berbahan kimia akan cukup lama menyimpan panas.
*Coba deh gaes perhatiin serat dalam batu denga menerawang, bila asli serat pada batu bentuknya seperti retak-retak.

Adapun ciri-ciri batu yang terbuat dari kaca atau palstik sintetik adalah :
*Bentuknya sih rata-rata tampak bening seperti kaca dan tidak terlihat serat-serat alami didalamnya. *Jenis batu ini akan lebih ringan untuk batu dengan ukuran yang sama.
*Untuk jenis ini akan terjadi perubahan bila dibakar gaes,
*Terus batu seperti ini akan tergores dan lecet bila terjatug atau digesekkan dengan benda keras.

Nah, gimana gaes, mudah bukan untuk mengetahui cirri-cirinya, tapi harus diingat juga nih gaes, kalau pemakaian batu ini adalah murni untuk hiasan saja, tanpa ada tujuan lain, misal untuk jimat, kalau saya sih ga yakin ya gaes dengan yang begituan, syirik kan hukumnya dalam Islam,dan syirik itu dosa besar lo kata pak ustadz.


2 komentar:

akhimpramoedya on 12 December 2014 at 13:58 said...

kalau batu ginjal masuk kategori apa tu mas?

bowjie narre on 15 December 2014 at 14:35 said...

kalau ginjal mah itu jenis bilangan mas,,,ada bilangan genap ada bilangan ginjal...

Post a Comment

 

catatan BOWJI NARRE Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez