Wednesday, 26 November 2014

Jadi Penyiar Itu Gampang

Diposkan oleh bowjie narre di 10:01



Penyiar, sebuah profesi yang unik kalau dibandingkan dengan profesi-profesi yang lain, bermodalkan suara dan kelihaian berbicara didepan microphone tentunya ini sudah menjadi modal awal untuk teman-teman yang ingin terjun kedunia kepenyiaran. Banyak yang nanya susah tidak ya menjadi seorang penyiar? kalau pertanyaannya gini  jawabannya relatif ya, menjadi penyiar itu susah-susah gampanglah, dibilang susah? saya rasa tidak juga, dibilang susah, ya juga engga, tergantung bagaimana seseorang melihat dari sudut pandang yang mana. 

Buat yang mau menenggalamkan diri dalam dunia ini, yuk mari kita bahas sedikit mengenai broadcasting, dari beberapa sumber yang saya sarikan broadcasting (dalam bahasa Indonesia adalah kepenyiaran) yang pertama memiliki makna yakni proses menyampaikan siaran melalui perangkat elektronika yang dinamakan pemancar atau transmitter untuk kemudian diterima oleh sipenerima siaran, makna lain broadcasting adalah distribusi audio dan atau video yang mengirimkan sinyal program untuk penonton atau pendengar. Secara garis besar broadcasting dapat dibedakan menjadi 2 yakni broadcasting radio dan broadcasting televisi. 


Lalu seperti apa hubungannya dengan penyiar? hubungannya jelas banyak, banyak banget, penyiar menjadi ujung tombak sebuah radio atau televisi untuk menyampaikan pesan yang ingin didistribusikan,walau jabatan penyiar menurut saya berada dalam deret paling bawah dalam sebuah organisasi radio atau televisi, tapi penyiar memegang peranan paling penting serta sebagai garda terdepan bagaimana “image” radio atau televisi itu dimata orang banyak.

Nah kalau penyiar sudah menjadi “image” sebuah media elektronik ( dalam hal ini saya akan bahas media radio ), tentunya yang mengisi jabatan penyiar ini tidak sembarang orang, adalah orang-orang yang sesuai dengan karakter radio tersebut, tentunya pihak radio ga mau dong main comot aja sembarang orang untuk diletakkan diposisi ini, itu sama saja dengan bunuh diri ya, hah,,berlebihan banget nih istilahnya, ya kira-kira begitulah, tentunya pemangku kepentingan diradio ga mau kalau radio yang mereka jalankan diisi sama penyiar yang tidak sesuai dengan karakter radio mereka atau penyiar-penyiar yang tidak memiliki karakter untuk dipekerjakan.

Pasal pertama kawan-kawan harus punya “passion” terhadap dunia broadcasting, ketika teman-teman sudah memiliki ketertarikan dengan dunia ini, proses selanjutnya adalah belajar serta menggali ilmu seiring berjalannya waktu, mungkin teman-teman beranggapan penyiar harus memiliki suara yang bagus atau berfikiran penyiar itu harus memiliki suara yang gede gitu ya, itu sih dulu gaes,,zaman dahulu kala banget, kalau ga salah ketika 1 emas itu harganya masih puluhan atau ratusan ribu, lah sekarang 1 emas udah sejuta lebih, wajar dong paradigma ini juga berubah, artinya menurut pengalaman saya sih penyiar tidak harus bersuara keren seperti penyanyi, terus kalau zaman dahulu jadi penyiar itu harus sempurna pengucapannya alias tidak boleh cadel, kalau sekarang mah itu ga jadi keharusan, malahan banyak kok sekarang penyiar-penyiar radio yang cadel, tidak bisa menyebut huruf “r” secara sempurna, tapi mereka kehadiran mereka tetap dinanti, justru itu menjadi daya jual untuk pendengar dan tentunya menjadi ciri khas bagi penyiar bersangkutan.

Gimana teman-teman, coba tanya sama diri teman-teman, tertarik ga?? cara deteksi teman-teman tertarik atau ngga nya sih gampang, misalnya teman-teman suka tidak dengar radio? suka tidak denger penyiarnya cuap-cuap, kalau suka berarti teman-teman telah memiliki modal awal untuk terjun kedunia broadcasting ini, so tertarik?? let be a broadcaster..


0 komentar:

Post a Comment

 

catatan BOWJI NARRE Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez