Banyak teman-teman yang nanyaain detail prosesi Pesta Budaya
Tabuik Pariaman itu seperti apa, kemaren saya mintain infonya sama salah
seorang teman saya yang bertugas di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Pariaman, nah mungkin jadwal berikut bisa bantu teman-teman yang mau ngeliat
prosesi Pesta Budaya Tabuik di Kota Pariaman, sekalian mungkin bisa atur jadwal
liburan nya kesini ya…
Wednesday, 29 October 2014
Monday, 20 October 2014
Cerita Saya Bersama Darak-Badarak (2)
Sanggar Darak Badarak |
Setelah menjadi pemuda pelopor tingkat Kota
Pariaman tahun 2014, Ribut Anton Sujarwo pun terpiih menjadi terbaik pertama
pemuda pelopor bidang sosial, budaya dan pariwisata tingkat Propinsi Sumatera
Barat sekaligus mewakili Sumbar ketingkat nasional diajang pemilihan serupa.
Ribut, begitu dia akrab disapa adalah sosok
pemuda yang sukses memotori berdirinya sebuah komunitas seni “Sanggar Darak
Badarak“ di Kota Pariaman. Bermula sejak tahun 2010 hingga sekarang Sanggar
Darak Badarak telah sukses menjadi sebuah komunitas seni yang diperhitungkan di
Sumbar, terbukti banyaknya undangan manggung dari dan luar Sumbar kepada
komunitas yang beranggotakan kurang lebih 80 pelajar smp dan sma di Kota
Pariaman ini.
Pria yang lahir di Pariaman, 27 Mei 1990 ini
mengatakan kurang banyaknya generasi muda meminati musik tradisional, tidak mau
mempelajari masalah adat, seni budaya dan tata krama yang ada di Minangkabau
merupakan alasannya untuk mendirikan komunitas yang bermarkas di Jalan Syekh
Burhanuddin Komplek Rumah Tabuik Pasa tersebut.
Dengan adanya komunitas ini tamatan Sendratasik
UNP ini menjelaskan hal yang dia lakukan dapat menjadikan generasi muda yang
kreatif dan inovatif dalam melestarikan seni budaya tradisional Minangkabau
serta bisa memotivasi generasi muda Kota Pariaman untuk mau mempelajari kembali
adat istiadat Minangkabau yang sekarang bersaing dengan banyaknya budaya asing
yang masuk kedaerah ini.
Berbagai kegiatan dilakukan di komunitas yang
memiliki anggota 80 orang ini diantaranya latihan tarian tradisional
Minangkabau seperti randai, ulu ambek, indang serta latihan musik tradisional
seperti talempong, gandang tasa, suliang, bansi, tambua, dll.
Bersama 4 pemuda terbaik Sumbar lainnya, yakni
Heni Purnama Sari, pemuda pelopor bidang pendidikan dari Kabupaten Pasaman,
Nova Oktaria, pemuda pelopor bidang sumber daya alam dan lingkungan dari
Kabupaten Tanah Datar, Rahmi, pemuda pelopor bidang industri pangan dan
kesehatan dan Rira Amelia Zulhit, pemuda pelopor bidang informasi dan
komunikasi dari Kabupaten Tanah Datar, Ribu Anton Sujarwo akan mewakili
Propinsi Sumatera Barat ke pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional tahun 2014.
Cerita Saya Bersama Darak-Badarak (1)
Sanggar Darak Badarak |
Saya ngga ingat pertama kali ketemu
komunitas seni ini dimana, yang pasti saya melihat mereka ketika sama-sama
mengisi sebuah iven, mereka ngisi pertunjukan acara dan saya bertugas sebagai
tukang sorak (baca em si ), seperti biasa sih saya berfikiran mereka adalah
dari sekelompok sanggar yang mengisi acara, entah itu musik, tari dan apalah permintaan
dari panitia. Ya, tiap setiap ngemsi, saya sering “basobok” dengan berbagai
komunitas seni, sebagai sesama talent tentunya sedikit banyak saya mengenali
teman-teman ini.
Tidak “basobok” sekali saja, di
iven-iven selanjutnya sayapun sering satu stage dengan komunitas ini, karena keseringan
bertemu, mau tidak mau saya sering mendengar dan melihat karya-karya mereka yang ditampilkan dan membuat
saya menikmati karya mereka, karya mereka menarik dan itu membuat saya penasaran
apalagi yang tampil ternyata remaja-remaja belasan tahun, masih duduk dibangku
SMP dan SMA sepertinya.
Knowing every Particular Object
saya memuncak, saya penasaran dengan komunitas seni ini, siapa mereka, biasa
latihan dimana, binaan siapa? Alhasil ini membuat saya sering bertanya kepada
mereka, dan akhirnya saya mengetahui kalau komunitas ini bernama Sanggar Darak
Badarak, sebuah komunitas seni yang diprakasai oleh seorang anak Piaman yang
bernama Ribut Anton Sujarwo, wah kalau diliat dari namanya ada keturunan suku
tetangga pulau seberang kayaknya, kayaknya iya, Bapaknya jawa, Ibunya Pariaman.
Komunitas seni Darak Badarak
diprakasai Ribut sejak beberapa tahun yang lalu, yang paling unik dia merekrut
anggota sanggar ini dengan merekrut anak-anak “nakal” diberbagai sekolah yang
ada di Pariaman, anak-anak “nakal” ini maksudnya yang suka bolos sekolah, suka
balap liar, pernah ngelem, dsb, nah anak-anak ini katanya sih dicari Ribut dari
satu sekolah kesekolah lainnya, tidak susah menemukan anak-anak seperti ini, biasanya
anak-anak ini suka nongkrongnya dikantin, begitu cerita Ribut kepada saya.
Bocah-bocah ini kemudian diajarkan
bermain alat musik, mulai dari mulai dari talempong, gandang tasa, tambua, bansi,
dll, sebagai mahasiswa (kala itu) alumni Fakultas Seni, Drama, Tari dan Musik
Universitas Negeri Padang, tentunya Ribut sangat berpengalaman membuat komposisi
musik untuk ditampilkan, dan hasilnya memang sangat terpampang nyata, karya-karyanya
diminati dan tawaran-tawaran manggung disana disini pun menanti.
Subscribe to:
Posts (Atom)